Cari Blog Ini

Kamis, 28 Juli 2011

Sebelas Patriot-Lambang Patriotisme Indonesia

Kulihat uang di dompetku, dua ratus ribu. Hari ini seorang teman berencana untuk pergi ke toko buku. Maksud hati ingin menitipkan selembar lima puluhan untuk buku yang sedang aku cari hampir beberapa minggu ini. akhir juni buku ini luncur, namun belum ada satu toko buku di tempatku yang menjualnya. "Belum ada, mbak..." selalu jawaban itu yang aku dapat. Antara iya dan tidak aku mencoba mengikhlaskan satu lembar lima puluh ribuan ini karena aku tahu hidupku masih lama di perantauan ini. Antara cukup dan tidak cukup uang dalam dompetku untuk hari-hariku yang panjang. "Ah, sudahlah...toh kapan lagi aku mendapatkannya. mumpung sudah ada di toko buku" pikiranku waktu itu. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk ikut dengannya, ke toko buku.

Berderet buku tersusun rapi diatas rak coklat berbau khas. Segera kumainkan jariku di atas keybord untuk mencari di rak mana buku incaranku berada. Tuhan, terima kasih. Ada.

Tanpa banyak pertimbangan, aku ambil dan aku pulang.

Tak butuh banyak waktu untuk melahapnya, kawan... 112 halaman yang bagiku cukup hanya dalam waktu makan siang. sengaja tak kuhiraukan dering ponselku. aku hanya memusatkan mata dan otak untuk karya terbaru ini, Sebelas Patriot. Andrea Hirata tak pernah lelah dengan tawanya, kawan....Aku bilang tawa karena memang aku mampu tertawa atas buku ini.


(Bersambung, kawan...)

Senin, 18 Juli 2011

Langkah Awal

malam ini adalah malam keduaku di tempat ini. belum ada hal yang mampu menjadi keindahan yang terindah, namun kebersamaan bersama teman-teman adalah satu keindahan awal seiring menantinya keindahan-keindahan lain. let's see what happen next... Tuhan Maha Tau.

Selasa, 05 Juli 2011

Midnight Moment

This was sunday and it was night. Everyone knew it was night and I had no choice except just stay at home. This was my sixth day to be in home after my exam day last week. Being home was my dream when I had to feel the grey side of my boarding house. Being trapped in the dark circle of life had made me become a stoic person in seeing the life rotation. I needed the fresh air so that I decided to go home. I felt comfort firstly. I could find the joyful after the hard day. Then it became a bored damn condition. The grey environment which I had to stay seemed to be the boomerang for me to stay alive. I could not stand strongly to fight that, so that I feel so weak and helpless. I tried to find the new life, being the new soul and going to the new world.

This was me with my luxurious dream. So many challenges which I had to fight. But I never got the way to pull it down. I was like a little turtle trapping in the line of armies, be difficult to find the path.



I never knew whether this difficult was naturally happen on me or just because I did not want to wake up early. One thing that I knew, that I wanted to stand by my self without knowing when it be.

I was only sighing in facing my self. I tried to smile in my stupidity.

Hooaaam. . . It was almost midnight and I had to close my eyes. Morning had been waiting my awareness to be changed. Good Night.