Saya baru saja tahu istilah Blighted Ovum (BO) setelah divonis dokter mengalami
kelainan tersebut pada rahim saya beberapa hari yang lalu. Sejak saat itu saya
rajin mengakses informasi tentang BO yang sebagian orang menyebutnya dengan
Kehamilan Kosong. Sebenarnya apa dan bagaimana Blighted Ovum ini terjadi? Saya
bukan wanita rumah tangga yang setiap kali harus di rumah. Pekerjaan saya
mengharuskan saya berpindah tempat kerja. Hal ini membuat saya biasa di luar. Selain
itu, jika tidak sedang bekerja saya biasa di rumah dengan banyak aktifitas
rumah tangga selayaknya, seperti mencuci, menyetrika, membersihkan rumah dan
sebagainya. Sudah bisa dipastikan bagaimana keadaan saya. Karena keaktifan yang
saya miliki, kerap langkah kaki saya kurang bisa terkontrol. Saya sering
berjalan cepat, berlompatan dan tidak pernah bisa berjalan tenang. Akibatnya saya
sering terpeleset atau hilang kendali ketika berjalan.
Dalam artikel yng saya baca, Blighted Ovum diartikan sebagai kehamilan tanpa embrio. Pada saat terjadi pembuahan,
sel-sel tetap membentuk kantung ketuban, plasenta, namun telur yang telah
dibuahi (konsepsi) tidak berkembang menjadi sebuah embrio. Pada kondisi
blighted ovum kantung kehamilan akan terus berkembang, layaknya kehamilan
biasa, namun sel telur yang telah dibuahi gagal untuk berkembang secara
sempurna. Maka pada ibu hamil yang mengalami blighted ovum, akan merasakan
bahwa kehamilan yang dijalaninya biasa-biasa saja, seperti tidak terjadi
sesuatu, karena memang kantung kehamilan berkembang seperti biasa. Pada saat
awal kehamilan, produksi hormon HCG tetap meningkat, ibu hamil ketika di tes
positif, juga mengalami gejala seperti kehamilan normal lainnya, mual muntah,
pusing-pusing, sembelit dan tanda kehamilan lainnya. Namun ketika menginjak usia kehamilan 6-8 minggu,
ketika ibu hamil penderita blighted ovum memeriksakan kehamilan ke dokter
dan melakukan pemeriksaan USG, maka akan terdeteksi bahwa terdapat kondisi
kantung kehamilan berisi embrio yang tidak berkembang. Jadi, gejala blighted
ovum dapat terdeteksi melalui pemeriksaan USG atau hingga adanya perdarahan
layaknya mengalami gejala keguguran mengancam (abortus iminens) karena tubuh
berusaha mengeluarkan konsepsi yang tidak normal.
(Sumber :Mengenal
Kehamilan Kosong atau Blighted Ovum (BO) - Bidanku.comhttp://bidanku.com/mengenal-kehamilan-kosong-atau-blighted-ovum-bo#ixzz3ZLDhSZnz)
Sejauh ini penyebab utama BO belum bisa dipastikan secara spesifik. Menurut
beberapa sumber penyebab blighted ovum cukup beragam, di antaranya: Hampir 60% blighted
ovum (kehamilan kosong) disebabkan adanya kelainan kromosom dalam proses
pembuahan sel telur dan sel sperma. Infeksi rubella, infeksi TORCH, kelainan
imunologi, dan sakit kencing manis/diabetes melitus yang tidak terkontrol. Semakin tua usia
istri dan suami serta semakin banyak jumlah anak yang dimiliki juga dapat
memperbesar peluang terjadinya kehamilan kosong. Hal itu disebabkan karena
kualitas sperma atau ovum menjadi turun. Rendahnya kadar hormon pembentuk
placenta beta HCG (Human Chorionic Gonadotropin) serta faktor imunologis
(terbentuknya antibodi terhadap janin) dan Pembelahan sel yang abnormal. Meskipun begitu, gejalanya dapat dengan
mudah diamati seperti: Periode menstruasi terlambat. Keram
perut. Minor vagina atau bercak perdarahan. Tes kehamilan
positif pada saat gejala. Ditemukan setelah akan tejadi keguguran
spontan dimana muncul keluhan perdarahan. Hampir sama dengan
kehamilan normal. Gejala tidak spesifik (perdarahan spotting coklat
kemerah-merahan, keram perut, bertambahnya ukuran rahim
yang lambat). Tidak sengaja ditemukan dengan USG.
Tanggal 1 Mei 2015 saya mencoba tes urin dan hasilnya positif hamil dengan
dua garis yang kabur. Artinya hormon HCG dalam urin saya berkadar rendah. Setelah
mengetahui positif, saya merasakan ada yang berbeda di dalam perut. Seperti keram
perut akut yang sering saya alami ketika menstruasi. Setiap malam yang saya
rasakan sama. Saya sudah berencana dengan suami untuk segera memeriksakan ke
bidan. Karena kesibukan, kami akhirnya memutuskan untuk periksa tanggal 4 Mei
sore setelah pulang kerja. Tanggal 3 Mei sekitar jam dua siang saya ke kamar
mandi. Saya kaget karena menggalami pendarahan yang cukup banyak seperti ketika
sedang menstruasi. Saya tunggu sampai malam masih tetap mengeluarkan darah. Malam
harinya keram perut saya semakin tidak
tertahan. Seperti rencana semula, tanggal 4 Mei sore hari saya ke bidan.
Bidan menyatakan usia kandungan saya sudah sekitar delapan minggu. Melihat gejala
yang saya alami, beliau menyarankan untuk segera USG ke Rumah Sakit. Saya diberi
surat rujukan lalu segera saya konsultasikan pada dokter Rumah Sakit tersebut. Melihat
hasil USG saya tidak bisa berkata apa-apa. Blighted Ovum tidak bisa
dipertahankan. Jika harus dipertahankan, sama saja dengan menunggu sesuatu yang
tidak pasti. Dokter memberi rujukan ke Bidan. Jika bidan saya menyetujui untuk
melakukan proses kuretase maka saya harus segera ditindak untuk membersihkan
rahim saya dari kantung janin yang berembrio abnormal. Bidan menyetujui dan
akhirnya tanggal 5 Mei 2015 jam 8 saya masuk ruang bersalin Rumah Sakit,
perawat memberi saya perangsang pembukaan jalan lahir. Saya harus menunggu selama
lima jam dengan berbaring di ranjang ruang bersalin. Pukul 13.30 dokter masuk
dan memulai proses kuretase. Saya tidak dapat merasakan apa-apa karena rasa kantuk
yang sangat setelah perawat menyuntikkan obat di lengan saya. Yang saya ingat
saya hanya merasa masuk dalam sebuah terowongan panjang, semacam labirin yang
berwarna biru. Saya mendengar percakapan dokter dan dua perawat. Lalu saya
terbangun dan merasakan darah mengalir deras dari jalan lahir saya. Prosesnya selesai
sekitar satu jam. Saya baru sadar sekitar jam 15.00.
Dari sini saya belajar, bagaimana seorang wanita harus menjaga dirinya dari
segala masalah yang mungkin dihadapi. Menjadi wanita tidaklah mudah. Sekali salah
langkah maka nyawa yang menjadi taruhannya. Saya menyimpulkan sendiri peyebab
BO yang saya alami ini adalah karena aktifitas yang tidak menentu serta
seringnya saya terpeleset dan kurang hati-hati ketika berjalan (Yang selanjutnya saya tahu bahwa penyebab utamanya adalah pola makan yang tidak sehat. Wallahu A'lam).
Selamat Jalan, calon kakak kecil. Semoga setelah tiga bulan proses
pemulihan ini akan segera hadir calon adik-adikmu.
Nay
06 Mei 2015