Cari Blog Ini

Rabu, 13 Mei 2015

Laju Perahuku (Prolog)

Kata siapa hidup selalu berjalan mulus? Roda tidak selalu berputar di jalan yang lurus. Belokan, kerikil tajam, tikungan yang menukik atau bahkan jalanan yang mendaki tajam akan sering ditemui nantinya. Perahupun tak akan lancar di tengah samudera. Ombak yang beringas kadang menyapa anggun. Pada akhirnya, segalanya bergantung pada hati. Apakah ia sanggup sedikit bersabar demi ujung yang bercahaya? Ataukah ia menyerah dan membiarkan segalanya sia-sia.

Ini perjalanan hidupku, cintaku dan segala harapku. Kamu mau mendayung bersamaku? Nantinya akan aku tunjukkan satu demi satu cahaya indah yang pernah mengujiku. Ya. Ombak itu. Ombak yang setia menguji laju perahuku.

----

Tentang cinta?
Ah, jangan tanya. Nanti akan aku ceritakan kepadamu. Kamu hanya perlu tetap menemaniku mendayung.


Bersambung.........................................

nay

Hasil gambar untuk perahu senja

Rabu, 06 Mei 2015

Saya dan Blighted Ovum

Saya baru saja tahu istilah Blighted Ovum (BO) setelah divonis dokter mengalami kelainan tersebut pada rahim saya beberapa hari yang lalu. Sejak saat itu saya rajin mengakses informasi tentang BO yang sebagian orang menyebutnya dengan Kehamilan Kosong. Sebenarnya apa dan bagaimana Blighted Ovum ini terjadi? Saya bukan wanita rumah tangga yang setiap kali harus di rumah. Pekerjaan saya mengharuskan saya berpindah tempat kerja. Hal ini membuat saya biasa di luar. Selain itu, jika tidak sedang bekerja saya biasa di rumah dengan banyak aktifitas rumah tangga selayaknya, seperti mencuci, menyetrika, membersihkan rumah dan sebagainya. Sudah bisa dipastikan bagaimana keadaan saya. Karena keaktifan yang saya miliki, kerap langkah kaki saya kurang bisa terkontrol. Saya sering berjalan cepat, berlompatan dan tidak pernah bisa berjalan tenang. Akibatnya saya sering terpeleset atau hilang kendali ketika berjalan.
Dalam artikel yng saya baca, Blighted Ovum diartikan sebagai kehamilan tanpa embrio. Pada saat terjadi pembuahan, sel-sel tetap membentuk kantung ketuban, plasenta, namun telur yang telah dibuahi (konsepsi) tidak berkembang menjadi sebuah embrio. Pada kondisi blighted ovum kantung kehamilan akan terus berkembang, layaknya kehamilan biasa, namun sel telur yang telah dibuahi gagal untuk berkembang secara sempurna. Maka pada ibu hamil yang mengalami blighted ovum, akan merasakan bahwa kehamilan yang dijalaninya biasa-biasa saja, seperti tidak terjadi sesuatu, karena memang kantung kehamilan berkembang seperti biasa. Pada saat awal kehamilan, produksi hormon HCG tetap meningkat, ibu hamil ketika di tes positif, juga mengalami gejala seperti kehamilan normal lainnya, mual muntah, pusing-pusing, sembelit dan tanda kehamilan lainnya. Namun ketika menginjak usia kehamilan 6-8 minggu, ketika ibu hamil penderita blighted ovum  memeriksakan kehamilan ke dokter dan melakukan pemeriksaan USG, maka akan terdeteksi bahwa terdapat kondisi kantung kehamilan berisi embrio yang tidak berkembang. Jadi, gejala blighted ovum dapat terdeteksi melalui pemeriksaan USG atau hingga adanya perdarahan layaknya mengalami gejala keguguran mengancam (abortus iminens) karena tubuh berusaha mengeluarkan konsepsi yang tidak normal.
(Sumber :Mengenal Kehamilan Kosong atau Blighted Ovum (BO) - Bidanku.comhttp://bidanku.com/mengenal-kehamilan-kosong-atau-blighted-ovum-bo#ixzz3ZLDhSZnz
)
Sejauh ini penyebab utama BO belum bisa dipastikan secara spesifik. Menurut beberapa sumber penyebab blighted ovum cukup beragam, di antaranya: Hampir 60% blighted ovum (kehamilan kosong) disebabkan adanya kelainan kromosom dalam proses pembuahan sel telur dan sel sperma. Infeksi rubella, infeksi TORCH, kelainan imunologi, dan sakit kencing manis/diabetes melitus yang tidak terkontrol. Semakin tua usia istri dan suami serta semakin banyak jumlah anak yang dimiliki juga dapat memperbesar peluang terjadinya kehamilan kosong. Hal itu disebabkan karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun. Rendahnya kadar hormon pembentuk placenta beta HCG (Human Chorionic Gonadotropin) serta faktor imunologis (terbentuknya antibodi terhadap janin) dan Pembelahan sel yang abnormal. Meskipun begitu, gejalanya dapat dengan mudah diamati seperti: Periode menstruasi terlambat. Keram perut. Minor vagina atau bercak perdarahan. Tes kehamilan positif pada saat gejala. Ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan perdarahan. Hampir sama dengan kehamilan normal. Gejala tidak spesifik (perdarahan spotting coklat kemerah-merahan, keram perut, bertambahnya ukuran rahim yang lambat). Tidak sengaja ditemukan dengan USG.
Tanggal 1 Mei 2015 saya mencoba tes urin dan hasilnya positif hamil dengan dua garis yang kabur. Artinya hormon HCG dalam urin saya berkadar rendah. Setelah mengetahui positif, saya merasakan ada yang berbeda di dalam perut. Seperti keram perut akut yang sering saya alami ketika menstruasi. Setiap malam yang saya rasakan sama. Saya sudah berencana dengan suami untuk segera memeriksakan ke bidan. Karena kesibukan, kami akhirnya memutuskan untuk periksa tanggal 4 Mei sore setelah pulang kerja. Tanggal 3 Mei sekitar jam dua siang saya ke kamar mandi. Saya kaget karena menggalami pendarahan yang cukup banyak seperti ketika sedang menstruasi. Saya tunggu sampai malam masih tetap mengeluarkan darah. Malam harinya keram perut saya semakin tidak  tertahan. Seperti rencana semula, tanggal 4 Mei sore hari saya ke bidan. Bidan menyatakan usia kandungan saya sudah sekitar delapan minggu. Melihat gejala yang saya alami, beliau menyarankan untuk segera USG ke Rumah Sakit. Saya diberi surat rujukan lalu segera saya konsultasikan pada dokter Rumah Sakit tersebut. Melihat hasil USG saya tidak bisa berkata apa-apa. Blighted Ovum tidak bisa dipertahankan. Jika harus dipertahankan, sama saja dengan menunggu sesuatu yang tidak pasti. Dokter memberi rujukan ke Bidan. Jika bidan saya menyetujui untuk melakukan proses kuretase maka saya harus segera ditindak untuk membersihkan rahim saya dari kantung janin yang berembrio abnormal. Bidan menyetujui dan akhirnya tanggal 5 Mei 2015 jam 8 saya masuk ruang bersalin Rumah Sakit, perawat memberi saya perangsang pembukaan jalan lahir. Saya harus menunggu selama lima jam dengan berbaring di ranjang ruang bersalin. Pukul 13.30 dokter masuk dan memulai proses kuretase. Saya tidak dapat merasakan apa-apa karena rasa kantuk yang sangat setelah perawat menyuntikkan obat di lengan saya. Yang saya ingat saya hanya merasa masuk dalam sebuah terowongan panjang, semacam labirin yang berwarna biru. Saya mendengar percakapan dokter dan dua perawat. Lalu saya terbangun dan merasakan darah mengalir deras dari jalan lahir saya. Prosesnya selesai sekitar satu jam. Saya baru sadar sekitar jam 15.00.
Dari sini saya belajar, bagaimana seorang wanita harus menjaga dirinya dari segala masalah yang mungkin dihadapi. Menjadi wanita tidaklah mudah. Sekali salah langkah maka nyawa yang menjadi taruhannya. Saya menyimpulkan sendiri peyebab BO yang saya alami ini adalah karena aktifitas yang tidak menentu serta seringnya saya terpeleset dan kurang hati-hati ketika berjalan (Yang selanjutnya saya tahu bahwa penyebab utamanya adalah pola makan yang tidak sehat. Wallahu A'lam).
Selamat Jalan, calon kakak kecil. Semoga setelah tiga bulan proses pemulihan ini akan segera hadir calon adik-adikmu.

Nay

06 Mei 2015