pict: wikipedia.com
directed by:
Tom Harper
Story by:
Susan Hill
Produced by:
Richard Jackson
Ben Holden
Simon Oakes
Tobin Armbrust
Screenplay by:
Jon Croker
Casts:
Phoebe Fox as Eve Parkins
Jeremy Irvine as Harry Burnstow
Helen McCrory as Jean Hogg
Adrian Rawlins as Dr. Rhodes*
Leanne Best as The Woman in Black
Ned Dennehy as Old Hermit Jacob
Oaklee Pendergast as Edward
Genelle Williams as Alma Baker
Leilah de Meza as Ruby
Claire Rafferty as Clara
Jude Wright as Tom
Amelia Pidgeon as Joyce
Pip Pearce as James
Alfie Simmons as Alfie
Casper Allpress as Fraser
Jeremy Irvine as Harry Burnstow
Helen McCrory as Jean Hogg
Adrian Rawlins as Dr. Rhodes*
Leanne Best as The Woman in Black
Ned Dennehy as Old Hermit Jacob
Oaklee Pendergast as Edward
Genelle Williams as Alma Baker
Leilah de Meza as Ruby
Claire Rafferty as Clara
Jude Wright as Tom
Amelia Pidgeon as Joyce
Pip Pearce as James
Alfie Simmons as Alfie
Casper Allpress as Fraser
=============================================================
Lantas, bagaimana menurutmu jika kamu diutus tempat
kerjamu untuk mengamankan siswa-siswamu di sebuah pulau terpencil di tengah
laut? Selamat datang kembali di Eel Marsh House.
Cerita bermula saat Eve Parkins dan Jean Hogg harus
membawa siswa-siswi mereka ke sebuah tempat yang aman demi menghindari serangan
bom Perang Dunia II di London. Dr. Rhodes, sang penanggung jawab evakuasi, membawa
mereka ke sebuah rumah tua di pulau terpencil tengah laut. Eel Marsh House,
demikian rumah itu disebut. Di perjalanan, Eve bertemu dengan Harry, seorang
pilot yang harus pensiun dini akibat ketidakpercayaan publik akan kemampuannya,
yang disebabkan oleh kematian rekan-rekannya pada sebuah kecelakaan pesawat.
Keanehan muncul semenjak kedatangan mereka. Eve
Parkins memiliki masa lalu yang kelam tentang seorang bayi. Kedatangannya
mengusik kembali kehadiran sosok bergaun hitam yang dikenal dengan sebutan "Woman
in Black". Seorang lelaki setengah gila bernama Jacob telah mengingatkan
Eve dan rombongannya agar kembali ke kota. Crythin Gifford tidaklah aman bagi
mereka. Terlebih "dia" telah bersiap menjemput kematian daripadanya.
Tidak ada alternatif lain. Demi keamanan, mereka harus
rela melewatkan jatah waktu satu minggu di dalam rumah misterius itu.
Keanehan-keanehan semakin muncul. Eve merasakan dengan jelas bagaimana
kehadiran sosok misterius itu mengganggu malam-malamnya. Bayangan kesalahan
masa lalu itu selalu muncul.
Edward, bocah yang ditinggal mati oleh kedua
orangtuanya, ikut serta dalam rombongan tersebut. Ia harus merelakan
hari-harinya mencekam di Eel Marsh House. Kehadirannya seperti menjadi umpan
bagi sang wanita misterius. Ia yang cukup dekat dengan Eve menjadi satu-satunya
media komunikasi sang “Woman in Black” . Kebiasaannya menggambar serta sikap
dingin yang dibawanya menjadikan sang “hantu” mudah menguasai dirinya. Eve
paham akan itu.
Sebuah ruang bawah tanah selalu mencekam. Kursi goyang
terdengar berisik setiap malam. Disusul dengan sebuah ruangan gelap di sudut
lorong, sebuah kamar anak-anak. Dia adalah Nathaniel Drablow. Anak asuh
keluarga Drablow itu harus merelakan nyawanya terenggut oleh lumpur ganas
di halaman depan. Jennet yang notabene adalah ibu biologis sang bocah merasa
dendam. Ia menyalahkan Alice yang tidak becus merawat anaknya.
Harry menemani hari-hari Eve yang selalu ketakutan. Ia
mencoba memecahkan masalah dengan menguak rahasia besar Eel Marsh House. Di
ruang bawah tanah, ia menemukan sebuah phonograph tua dan lalu memutarnya.
Rekaman suara Alice Drablow mengungkapkan semuanya. Kematian si kecil Nathaniel
menjadi awal dari segala macam ancaman sang “Woman in Black” yang sangat
mendendam.
Eve dan Edwardlah yang menjadi kunci dari semua teror
sang wanita misterius. Pada akhirnya, pengorbananlah yang mengakhiri semuanya.
The Woman in Black – Angel of Death menyajikan sebuah
petualangan mencekam di sebuah rumah tua bernama Eel Marsh House. Film ini
merupakan sekuel dari film selanjutnya, The Woman in Black, yang dibintangi
oleh Daniel Radcliffe. Pada seri sebelumnya, film ini disutradai oleh James
Watskin. Namun tidak untuk filmyang kedua ini.
Serupa dengan film yang pertama, sutradara Tom Harper
menghadirkan kemunculan sang perempuan yang tiba-tiba dengan sangat apik. Tata
musik yang lembut namun mencekam menjadi sisi unik film ini. Mainan-mainan
anak-anak yang disorot dengan baik oleh kamera menjadikan gambaran mencekam
semakin nyata. Bagi penggemar film ini, pasti akan menemukan dua hal yang
berbeda antara film pertama dan kedua. Dari segi tokoh utama, sang sutradara
menyuguhkan perbedaan karakter yang sangat kuat. Kekuatan karakter inilah yang
membuat cerita semakin membekas di benak penonton.
Pada film pertama, superioritas seorang laki-laki
sangat dikedepankan. Sang pelaku utama, Daniel Radcliffe menjadi sosok yang
sangat diperhitungkan. Keberaniannya mengolah dokumen tua milik pemilik Eel
Marsh House sendirian di rumah sebesar itu adalah wujud dari keberanian seorang
laki-laki. Sementara itu pada film kedua, tokoh utama adalah perempuan.
Perempuan yang rentan akan perasaan membuatnya terlihat lemah. Hal ini tampak
jelas terlihat pada sosok Eve Parkins yang diperankan dengan sangat bagus oleh
Phoebe Fox. Perasaan bersalah akan dosa masa lalu membuatnya terus dihantui
berupa-rupa bayangan kelam.
"Di hari minggu ia mati. Pada senin, ia terlihat.
Siapa yang akan mati berikutnya? Pasti kamu!" Begitulah quote yang
teringat jelas dalam benak setiap penonton. Lantunan musik mencekam mengiringi
suara wanitda mendayu melagukan bait tersebut. Pemutaran yang berulang menambah
kesan mistis film ini.
Menciptakan sekuel bagi sebuah film bukanlah perkara
mudah. Ada banyak sekali hal yang harus diperhatikan demi kesuksesannya. Banyak
penonton kecewajika lanjutan sebuah film jauh dari ekspektasinya. Begitupun
dengan film ini. Keputusan mengganti sutradara menjadikan sisi buruk tersendiri
bagi film ini. Beberapa adegan dibiarkan terjadi berulang-ulang. Ketidakjelasan
alur cerita mungkin membuat penonton yang belum pernah menonton seri pertamanya
menjadi bingung. Selain itu, hubungan antara Eve, sang pemeran utama, dengan
Edward, bocah kecil, tidak dijelaskan. Hal ini membuat penonton bertanya-tanya,
mengapa harus Edward yang menjadi gerbang komunikasi sang “hantu” dengan dunia
Eve?. Dan pada akhirnya siapakah Angel of Death itu? Segalanya belum jelas
terungkap.
Overall, The Woman in Black – Angel of Death bisa
menjadi film pilihan untuk mengisi weekend anda.
Nay
26 Januari 2015