Sudah dua minggu aku di Surabaya. Rasanya ada yang aneh, tidak seperti hari biasanya. ini tahun keempatku di sini. Jika lancar, tahun depan aku akan meninggalkan kota ini dengan gelar sarjana. ah, gelar yang sangat aku idamkan, Sarjana Sastra. Namun entah mengapa setelah liburan yang bagiku adalah tidur panjang, aku seakan tak kerasan lagi di sini. Atmosfer Surabaya sudah berbeda, atau mungkin karena aku merindukannya?
Namanya Bintang. Dia pernah menjadi bagian hidupku beberapa tahun silam. namun karena suatu hal aku dan dia harus berjalan sendiri-sendiri, menjemput masa depan yang entah apa yang terjadi. Sejak liburan itu, intensitas kedekatanku dengannya lebih. Aku tak lagi acuh tak acuh dengannya. Begitupun juga ia, yang selalu mengirimkan pesan singkat di ponsel Nokia 2730c milikku.
"Yang jelas aku merindukannya sekarang", kataku sambil merapikan novel The Rainbow Troops yang sejak tadi kubiarkan tergeletak di ranjang kamarku.
"Hoaammmm, aku harus tidur sekarang", pikirku.
Kadang aku tak bisa mengerti apa yang sedang aku pikirkan. Mengapa aku harus kembali merindunya?. Tanda tanya itu masih menari di atap kamarku, mengiringi mataku yang perlahan sayu. seperti bintang di langit sana, yang sinarnya mulai redup satu persatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar