Hidup harus punya tujuan, lakukan dengan usaha yang gigih, dan yakinlah... maka MESTAKUNG, seMESTA menduKUNG :)
Film garapan Joh De Rantau ini resmi ditayangkan serentak di seluruh bioskop Indonesia pada 20 Oktober 2011. Film yang berangkat dari kisah nyata putra-putri Indonesia yang mampu meraih penghargaan internasional ini mampu menjadi salah satu alternatif tontonan edukasi di tengah degradasi kualitas perfilman Indonesia.
Film yang dibintangi oleh Sayef M.B. ini mampu disejajarkan dengan film-film edukasi yang telah mendahuluinya seperti Laskar pelangi dan Sang pemimpi. Lukman Sardi yang menjadi Muslat, ayah dari Arif, tokoh utama dalam film tersebut menyatakan bahwa setelah penonton menyaksikan film Mestakung, penonton tidak hanya terhibur, tetapi juga bisa menyerap pesan yang kuat tentang pendidikan dan semangat yang tidak kenal putus asa dalam menjalani hidup. Selain Lukman Sardi, film inspiratif ini juga didukung oleh Revalina S. Temat sebagai Bu Tari Hayat, Hemalia Putri, Febi Febiola, Ferry Salim, Indro Warkop, Sujiwo Tejo serta beberapa pemain muda seperti Rangga Raditya, Rendy 'arai' Ahmad, Dinda Haww dan beberapa lainnya.
Film ini diilhami dari prinsip MESTAKUNG yang dicetukan oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D, seorang ilmuwan fisika Indonesia yang berhasil mencetak pelajar muda Indonesia sehingga sukses pada kancah Olimpiade Sains Internasional.
Film MESTAKUNG bercerita tentang Arif, seorang murid SMPN 1 Sumenep Madura yang sangat mencintai Sains. Dengan dorongan dari Ibu Tari hayat, guru kelasnya, ia mampu mewujudkan cita-citanya untuk pergi ke Singapura melalui Prof. Tio Yohanes yang memiliki lembaga pendidikan fisika bernama FUSI di Jakarta. Dari FUSI ia bertemu dengan seluruh siswa siswi berprestasi se Indonesia. Melalui kerja kerasnya selama di FUSI, Arif berhasil mendapatkan medali emas pada Oimpiade Fisika tingkat dunia di Singapura meski sebenarnya niat awalnya adalah untuk mencari Salmah, ibu kandungnya yang pergi menjadi TKW di sana. Arif tinggal dengan ayahnya, Muslat yang memiliki pekerjaan sebagai sopir truk serabutan dikarenakan ladang garam yang sedang dilanda paceklik. Kejenakaan terlihat pada hadirnya tokoh pak kumis, yang sehari-hari berjualan ketoprak di sekitar asrama FUSI. Karena adanya perasaan asal usul yang sama dengan Arif, sama-sama berasal dari Madura, maka kekuatan setia kawan dan tolong menolong antar suku tergambar di sini. Begitupun dengan hadirnya Thamrin, anak Betawi asli yang menjadi sahabat Arif selama di asrama.
Film garapan Mizan Production ini layak untuk ditonton. Didampingi dengan soundtrack dengan lirik manis garapan anak-anak muda yang tergabung dalam kelompok Goliath.
Selamat Menyaksikan ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar