Delima
Aku melihatmu dalam guratan senyum,
Manis,
Teriris,
Membelah sebongkah delima ranum.
Melihatmu bersahaja dengan kuda putih,
Mengulurkan tangan pada putri jelita,
Tak terasa belati menyapaku perih,
Menyaksikanmu gagah bermahkota.
Duka,
Suka,
Entah apa aku enggan menyapa.
Sesekali aku tengok engkau
Di antara peraduanku yang kutahu semakin risau.
Berupa wajah tampak dalam senduku akan bayangmu,
Tanpa aku tahu tiap rupa berarti apa.
Aku menari dalam imaji tentangmu,
Maksud menafikan tapi entah mengapa tak bisa.
Delima ranum kini tersayat belati,
Tajam,
Setajam kaki kudamu
yang mampu hancurkan tanah itu.
Gresik, 05 April 2012
Nay
Aku melihatmu dalam guratan senyum,
Manis,
Teriris,
Membelah sebongkah delima ranum.
Melihatmu bersahaja dengan kuda putih,
Mengulurkan tangan pada putri jelita,
Tak terasa belati menyapaku perih,
Menyaksikanmu gagah bermahkota.
Duka,
Suka,
Entah apa aku enggan menyapa.
Sesekali aku tengok engkau
Di antara peraduanku yang kutahu semakin risau.
Berupa wajah tampak dalam senduku akan bayangmu,
Tanpa aku tahu tiap rupa berarti apa.
Aku menari dalam imaji tentangmu,
Maksud menafikan tapi entah mengapa tak bisa.
Delima ranum kini tersayat belati,
Tajam,
Setajam kaki kudamu
yang mampu hancurkan tanah itu.
Gresik, 05 April 2012
Nay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar