Cari Blog Ini

Sabtu, 23 November 2019

Bertahan atau Kembali Pulang? - Sebuah Puisi


Aku

Coba kau lihat aku,
Aku rela berdiri menanti
Meski ku tau yang datang adalah tak pasti,
Rela duduk bersama membaui rupa-rupa di dalam angkutan kota.

Ketika kanan kiri saling mencaci,
Menghina karena lelah yang tak sebanding dengan rupiah
Aku tetap bertahan, melajukan langkah yang sama sekali tak goyah

Jujur, pernah pula aku merasakan payah.
Tapi aku malu dengan mimpi yang pernah singgah
Jika boleh aku mengeluh, pasti sudah
Tapi aku tak mau berhenti, karena aku tak mau untuk tak peduli

Aku tak mau
jika harus melihat bibit-bibit yang siap berbuah lebat
Kemudian gugur karena hama yang mengikat
Aku tak tega
Jika banyak calon pemenang masa depan
Harus kalah hanya karena tak ada pendorong perubahan

Dari situlah mimpiku bermula
Mengawal perubahan untuk masa depan gemilang

Tapi,
Jujur akupun sedih
Saat di depan mereka aku tak dianggap apa-apa
Saat kataku hanyalah isapan jempol atau
Bahkan hanya ludah tak berguna yang keluar dari mulut
Sia-sia

Masihkan aku rela
Berdiri berjam-jam untuk menuju sebuah gedung nun jauh di atas gunung
Melewati setapak yang penuh pasir dan kerikil, penuh debu
Menusuk hidung

Masihkah aku rela
Jika yang kuimpikan justru dengan sengaja mengabaikan
Masihkah aku acuh terhadap upah jika sang pemenang masa depan dengan sadarnya
Mengacungkan jari tengah tanda mengajakku perang

Haruskah aku diam,
Berbalik arah dan kembali pulang?


Nay,
23 Nopember 2019
21:47