Cari Blog Ini

Sabtu, 24 November 2012

Delima

Delima
Aku melihatmu dalam guratan senyum,
Manis,
Teriris,
Membelah sebongkah delima ranum.

Melihatmu bersahaja dengan kuda putih,
Mengulurkan tangan pada putri jelita,
Tak terasa belati menyapaku perih,
Menyaksikanmu gagah bermahkota.

Duka,
Suka,
Entah apa aku enggan menyapa.

Sesekali aku tengok engkau
Di antara peraduanku yang kutahu semakin risau.

Berupa wajah tampak dalam senduku akan bayangmu,
Tanpa aku tahu tiap rupa berarti apa.
Aku menari dalam imaji tentangmu,
Maksud menafikan tapi entah mengapa tak bisa.

Delima ranum kini tersayat belati,
Tajam,
Setajam kaki kudamu
yang mampu hancurkan tanah itu.

Gresik, 05 April 2012
Nay
Kalo lagi nganggur ngapain?? ya ng-Blog.... ambil duit di dompet buat ngisi pulsa modem, colokin modem d lepi, on fire deh sampek berjam-jam.
Ada yang bilang ng-Blog sama kaya' ng-goblogi awak alias membodohi diri gara-gara kerjaannya cuma mantengin lepi dan berasa kaya' pengangguran banget. Hello...berarti yang bilang itu yang gaptek  dan gag ngerti jaman..huhuhu

Okey, let's start!. hari ni lucu, seneng, mangkelin iya semua jadi satu.
Satu hal terpenting yang paling seru menurutku adalah ketika kita share masalah kerjaan sama orang yang se-aliran sama kita alias sehati dan seotak, hati dan otak sama-sama bisa sinkron.

Fine. Diawali dari kerjaan yang gag aku dapet-dapet pasca graduated itu rasanya cetar banget niru kata syahrini. Ati kaya' ditusuk-tusuk... Ada yang nyeletuk: "denger-denger katanyanya udah ngajar di XXXX ya?" ada yang bilang: " wah kaya nih.... eh mbak (panggil orang lain), ati-ati wilayahmu diambil ini orang". Aduh plis deh...udah sama-sama gedhe gitu... masih aja pakek saingan kaya' anak SD rebutan ranking satu. Plis ya...Itu bukan wilayah saya. Tenang saja. Saya cukup tahu diri kok. Saya tidak akan memasuki yang bukan wilayah saya. Mungkin itu wilayah terakhir yang menjadi pelabuhan terakhir jika saya tidak juga menemukan apa-apa. Tenang saja. Kalian yang memiliki wilayah itu silahkan masuk. Saya tidak butuh persaingan. Ini bukan dunia anak-anak yang selalu berebut ingin jadi ranking satu. Biarkan mulut-mulut itu berkoar. Saya yakin kita semua sudah dewasa. Satu hal yang perlu diingat, saya tidak suka dibanding-bandingkan.

Hem... Emosi jiwa banget!
Tahu apa mereka soal saya? Yang mereka tahu saya hanya pengangguran yang hanya menggantungkan nasib kepada kepala-kepala yang punya nama itu? Maaf. Saya tidak seburuk itu. Dari mana anda tahu?
Cukup tahu diri donk ya saya... Saya paham saya anaknya siapa, keluarga saya seperti apa.. tapi sebisa mungkin saya menghindari namanya nepotisme... Anda tidak tahu seberapa jauh saya berusaha! Saya keras dikit boleh dong ya.. Tegas.

Pada akhirnya semua dikembalikan ke Tuhan. Tuhan sudah menggariskan jalan rejeki seseorang. Gag usah sewot ya.. Gag usah bangga-banggain diri sendiri lah ya... Sama aja. Seng penting dinikmati aja. Hidup itu enak kok!




Nay, 24 Nopember 2012
00:03

Senin, 12 November 2012

Boy Band dan Girl Band: Fenomena Mimikri, Perusak Mental Berbudaya


Essai:

Boy Band dan Girl Band: Fenomena Mimikri, Perusak Mental Berbudaya
Oleh: Noura Nahdliyah*

“I want No Body No Body but You…..
….I want No Body No Body but You……”

Sepenggal lirik lagu tersebut tidak lagi asing di telinga masyarakat Indonesia, apalagi pelajar. Datangnya lagu-lagu buatan negera tetangga, Korea ini secara sporadis telah menghinggapi otak-otak masyarakat Indonesia, terutama pelajar. Mudahnya akses informasi di media massa menjadi alasan utama adanya penjamuran tersebut. Seorang siswa kelas satu Sekolah Dasarpun dengan mudahnya melantunkan tembang-tembang hasil suara Boy Band dan Girl Band Korea tersebut dengan mudah. Padahal jika diamati, tidak mudah untuk seorang siswa kelas satu Sekolah Dasar menghafalkan lagu tersebut di luar kepala. Apalagi alasannya jika tidak karena intensitas lagu tersebut yang muncul di media sehingga mudah ia dengarkan.
Sadar atau tidak sadar, menjamurnya Boy Band dan Girl Band di Indonesia merupakan sebuah fenomena Mimikri  yang sedang dihadapi Indonesia. Dalam studi Poskolonialisme (Poscolonial-Studies), istilah Mimikri dikenal dengan sikap meniru-niru. Seperti yang dijelaskan oleh Homi Babha, seorang pakar dari India, bahwa sikap mental bangsa asia pada umumnya adalah Mimicry (Sikap meniru-niru). Menurut Bhaba (dalam Foulcer, 2008: 105), yang dimaksud dengan mimikri adalah reproduksi belang-belang subjektifitas Eropa di lingkungan kolonial yang sudah tidak murni, yang tergeser dari asal-usulnya dan terkonfigurasi ulang dalam cahaya sensibilitas dan kegelisahan khusus kolonialisme.
Mari kita tarik pengertian tersebut pada fenomena yang terjadi saat ini. Boy Band dan Girl Band yang sedang mendunia ini adalah besutan musisi Korea dimana mereka berkiblat pada dunia barat. Musiknya yang easy listening itu menjadikan pendengarnya mudah mengikuti setiap iramanya dengan baik. Dipadu dengan gerak tubuh yang indah, musik Boy Band dan Girl Band ini dengan mudah menguasai pikiran pendengarnya, terlebih adalah siswa Sekolah Dasar.
Secara tidak sadar, mental kita telah dijajah oleh budaya barat. Dengan menikmati serta menerapkan budaya tersebut dalam kehidupan sehari-hari, kita seperti lupa akan budaya kita sendiri. Sebenarnya, budaya barat tidak pernah dapat disatukan dengan budaya timur. Sisi budaya yang berbeda dan keadaan masyarakat yang berbeda itulah yang menjadi dasar utama. Mengutip apa yang disampaikan oleh Prof. Budi Dharma, Phd, seorang Guru Besar UNESA dan sastrawan dunia bahwa timur dan barat tidak pernah bisa disatukan. Seperti puisi dari Rudyard Kipling berikut:
Oh, East is East and West is West, And never the Twain shall meet,
Till earth and Sky stand presently at God’s great Judgment’s seat.
Sebenarnya apa yang melatarbelakangi adanya fenomena tersebut selain semakin meluasnya media massa yang mudah dijangkau oleh masyarakat?
Sejauh ini, Lembaga Pendidikan kurang begitu menyadari betapa pentingnya menanamkan budaya asal kepada siswa. Siswa Taman kanak-Kanak misalnya. Mereka hanya disuguhi oleh ekstrakulikuler yang jauh dari kesan berbudaya, seperti Fashion Show. Alangkah baiknya jika Fashion Show yang biasa membawakan pakaian pesta itu diganti dengan Pementasan Baju Adat. Budaya Indonesia asli seperti Wayang, Reog dan Tari lainnya seakan pudar dibabat habis oleh masa. Tidak dapat dipungkiri, ada beberapa Lembaga Pendidikan yang dengan sadarnya mengatakan bahwa kesenian-kesenian tersebut sudah kuno, tidak up to date dan kurang diminati. Pantas saja budaya kita diambil Negara tetangga jika kenyataannya seperti itu.
Oleh karenanya, sebagai bangsa yang berbudaya, sudah seharusnya kita mencintai budaya kita sendiri, Indonesia. Dengan semakin menjamurnya Boy Band dan Girl Band di Indonesia, sudah seharusnya setiap Lembaga Pendidikan memberikan wadah yang cukup bagi peserta didiknya untuk melestarikan budaya asal Indonesia sehingga fenomena Boy Band dan Girl Band itu tidak lagi meracuni otak para penerus bangsa. Sudah saatnya dari diri kita sendirilah yang harus memiliki kesadaran akan betapa pentingnya budaya Indonesia. Budaya adalah identitas bangsa. Budaya adalah pembangun karakter dan mental suatu bangsa. Jika sikap Mimikri ini masih saja ada, lantas apa jadinya Indonesia? Salam Budaya.

Referensi:
Anis Maslihatin. 2012. Hibriditas, Mimikri, dan Ambivalensi dalam Novel De Winst Karya Afifah Afra. http://poskolonialisme.wordpress.com/tag/mimikri/ diakses pada tanggal 20 Februari 2012
Dharma, Phd, Budi, Prof. Sikap Mental Kita, Pokok-pokok pikiran dalam Seminar Nasional BEM PGSD UNESA, Minggu, 19 Februari 2012.


*Noura Nahdliyah
Penulis adalah Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya.


Dimuat di Majalah Madinah LP Maarif NU Cabang Gresik

Tawadhu' yang Memudar

Saya tiba-tiba memiliki ide menulis saat membaca status update dari salah satu kawan facebook saya. Sebut saja namanya: Bunga. Anda bebas menafsirkan Bunga itu laki-laki atau perempuan.


Jejaring sosial merupakan media bagi tiap individu untuk berinteraksi dengan sekitarnya. Dewasa ini, jejaring sosial yang ada semakin meluas. Mulai dari friendster, facebook, twitter, MySpace, Flickr, Koprol dan lain sebagainya. User atau pengguna jejaring sosial tersebut terdiri atas berbagai kalangan. Mulai dari seorang murid kelas empat SD, Mahasiswa, Tenaga Pendidik, Direktur, Presiden bahkan buruh pabrik pun sudah menggunakannya.


Banyak hal yang dapat dilakukan lewat jejaring sosial. Situs pertemanan dunia maya ini memiliki fungsi yang bermacam-macam. Bisnis sekarang dapat dilakukan lewat dunia maya. Salah satunya adalah dengan menjamurnya online shop untuk berbagai barang. Tidak jarang juga yang memanfaatkan jaringan sosial sebagai media informasi seputar lomba, launching buku-buku terbaru bagi para bookaholic, serta jadwal konser musik. Pun banyak sekali yang menjadikan jejaring sosial sebagai buku catatan harian-Diary-yang bisa dijadikan tempat curhat bagi siapapun dan kapanpun.


Saat ini, yang saya soroti adalah jejaring sosial yang difungsikan sebagai media untuk mencurahkan segala keluh kesah yang ada. Dalam hal ini adalah facebook. Alasan saya adalah karena saya merasa miris melihat beberapa testimoni yang diupdate oleh facebook user yang notabene adalah tenaga pendidik. Setahu saya (benarkan bila saya salah) seorang peserta didik diharuskan untuk memiliki sikap tawadhu’ atau merendahkan dirinya kepada Guru. hal ini dikarenakan Guru memiliki peranan penting yang selalu digugu dan ditiru. Seorang siswa yang tidak menghormati guru maka ia akan tidak memiliki ilmu yang bermanfaat.


Kasusnya sekarang, banyak sekali oknum guru yang sering curhat tentang masalah muridnya di facebook. Tidak jarang juga banyak yang secara tidak langsung menjelek-jelekkan muridnya. Hal ini ditambah dengan komentar-komentar dari siswa dalam menanggapi testimoni dari guru tersebut. Bahasa yang digunakan sangat tidak sopan dan tidak memiliki tata krama. Anehnya, guru pun kadang menanggapi itu dengan bahasa yang lebih tidak bertata krama lagi.


Pada zaman modern ini, guru memang ditintut untuk lebih aktif serta bersahabat dengan murid. Zaman sudah berbeda. Kenakalan remaja dewasa ini memang sudah harus ditangani dengan sikap bersahabat. Namun, apakah dengan sikap bersahabat tersebut semuanya baik-baik saja? Sikap bersahabat yang seperti apakah yag dimaksud sedangkan peserta didik kadang salah mengartikan sikap guru tersebut.


Saya tidak memiliki kesimpulan pasti tentang hal ini. Yang jelas, sikap hormat-menghormati antara guru dan murid saat ini sudah memudar. Saya tidak bisa menyalahkan siapapun karena tidak ada yang salah selama semua masih memiliki batas-batas yang pasti. Guru adalah panutan. Guru=Digugu lan Ditiru. Semoga saya serta anda sekalian masih memiliki sikap tawadhu’ itu. Amin


Gresik, 13 Nopember 2012

Selasa, 18 September 2012

Video Klip “Separuh Aku”, cerminan consciousness dan unconsciousness manusia.



 NOAH. Band yang digawangi oleh mantan personil peterpan ini mulai bersinar kembali setelah launching nama barunya pada tanggal 02 agustus 2012. Hadirnya Noah memberikan nafas baru bagi dunia musik Indonesia. Kemunculan Ariel yang ditunggu-tunggu oleh para penggemar menjadikan band ini semakin diminati. Lewat lagu “Separuh Aku”, Noah memberikan warna baru di dunia musik Indonesia. Lagu yang diciptakan oleh David, keyboardist Noah ini seperti memberi nafas baru bagi Ariel dkk dalam sejarah musik mereka. Melihat dari single bertajuk separuh aku ini, kemajuan bermusik Ariel dkk terlihat jelas. Idealism Ariel yang sebelumnya terlihat dalam album-album peterpan kini terasa bias dengan warna baru yang dihadirkan David lewat aliran bermusiknya.
Secara sederhana, video klip “Separuh Aku” dapat dikaji melalui beberapa hal. Salah satunya dari segi psikoanalisa. Seperti diketahui bahwa video klip ini diawali dengan jatuhnya bedak tabur dan kalung mutiara yang jatuh berantakan membawa kesan flashback pada kejadian sebelumnya. Kemudian disusul dengan penampilan seluruh personil beserta alat musik di atas media yang dibuat berputar. Hal ini menggambarkan bumi berputar sesuai poros dengan manusia yang berekspresi macam-macam di dalamnya. Cerita berlanjut dengan hadirnya tokoh perempuan yang menangis. Di depan perempuan tersebut, Ariel dengan wajahnya yang terlihat marah, berdiri sambil mengangkat kursi putih yang diarahkan kepada wanita tersebut. Gambar bedak tabur dan kalung diperlihatkan kembali setelah itu. Begitu pula dengan posisi personil yang masih berputar. Ariel bernyanyi di depan kaca besar yang menempel di dinding. Ariel terlihat seperti bercakap-cakap dengan tokoh Ariel di dalam kaca. Hal ini dapat diketahui dari baju yang dikenakan ariel. Terdapat dua tokoh ariel yang memakai baju berbeda. Satu memakai kaus putih dengan jaket hitam. Tokoh ini berada di dalam kaca besar yang menempel di dinding. Selanjutnya tokoh yang lain memakai kaus dan jaket yang serba hitam yang melakukan interaksi dengan tokoh wanita. Hal ini menggambarkan bahwa manusia hidup di dunia ini memiliki dua sisi kepribadian. Kadang manusia bisa menjadi baik seputih malaikat dan kadang berubah menjadi buruk. Seperti diketahui, putih lebih dimaknai dengan hal-hal yang bersifat baik sementara hitam lebih identik dengan kebalikannya. Dari dua tokoh ariel dalam video klip tersebut dapat dilihat perbedaan mimik wajah antara keduanya. Tokoh ariel yang memakai kaus hitam terlihat seperti marah besar, jengkel dan tidak terima hingga ia melemparkan kursi putih ke hadapan si wanita. Sementara ariel yang memakai kaus putih seperti ingin melerai dan menyesali apa yang sudah terjadi. Hal itu terlihat dari tatapan mata yang seperti meminta iba.
Dalam diri manusia, ada hal yang disebut sebagai consciousness dan unconsciousness. Menurut Freud, pikiran manusia dibagi menjadi dua yakni consciousness dan unconsciousness. Consciousness adalah pikiran sadar. Pikiran ini mencakup segala sesuatu yang disadari oleh manusia. Pikiran ini menjadi aspek penting bagi manusia untuk berfikir secara rasional. Disamping itu, unconsciousness atau yang lebih dikenal dengan pikiran bawah sadar adalah gudang penyimpanan segala sesuatu yang bernama perasaan, pikiran, dorongan, dan kenangan yang ada diluar kesadaran manusia. Sebagian besar hal ini dapat terlihat pada sesuatu yang tidak disadari seperti perasaan cemas, marah, jengkel dan adanya konflik. Freud menambahkan bahwa pikiran bawah sadar ini akan selalu mempengaruhi sifat manusia meskipun hal itu tidak disadari oleh manusia yang bersangkutan. Tokoh ariel “jahat” yang melemparkan kursi ke hadapan tokoh wanita memiliki tingkat unconsciousness yang tinggi sehingga dengan tidak sadar ia mengumpulkan semua perasaan marahnya dan berpuncak pada adegan pelemparan kursi.
Sederhananya, video klip ini menggambarkan dengan jelas apa yang disebut dengan consciousness dan unconsciousness yang ada dalam diri manusia. Secara tidak sadar, manusia akan lebih mengedepankan sisi unconsciousness-nya ketika berada dalam keadaan tertekan.


Noura
18 September 2012

Minggu, 02 September 2012

Review buku "Kisah Lainnya"


Ariel. Sisi Lainnya!


Kita tidak bisa menghakimi seseorang dari satu sisi bahwa dia adalah buruk.. "Setiap keburukan pasti ada kebaikan, begitu pula sebaliknya"



Mungkin masih jelas kita ingat ketika seluruh infotainment di hampir semua televisi swasta maupun nasional di republik ini gencar memberitakan Ariel. Sejak pagi sampai (mungkin) malam seluruhnya mengulas banyak tentang mantan vokalis peterpan ini. Ya. 23 Juli 2012 adalah hari dimana seorang Nazril Irham atau yang lebih dikenal dengan Ariel dinyatakan bebas bersyarat oleh Rutan Kebon Waru Bandung.
Kebebasan (bersyarat) itu disambut dengan launching buku biografi Ariel, Uki, Lukman, Reza dan David bertajuk “Kisah Lainnya”. Buku ini ditulis oleh seluruh mantan personil peterpan yang selanjutnya mengganti nama band barunya itu dengan nama “NOAH”. Buku ini mengungkap kehidupan Ariel selama di dalam penjara. Diawali dengan penyerahan dirinya di Bareskrim atas kasus yang menimpanya hingga ia harus mendekam dalam bareskrim selama 120 hari. Selanjutnya ia dipindahkan ke Rutan Kebon Waru bandung dan menikmati sisa masa tahanan sampai ia dinyatakan bebas bersyarat pada 23 Juli 2012.
Kehadiran buku “Kisah Lainnya” mampu memberikan bagaimana gambaran kehidupan Ariel selama di dalam penjara, kisah sahabat-sahabat Ariel (Uki, Reza, Lukman dan David) serta orang-orang yang terlibat dalam kehidupan bermusiknya selama ia berada dalam jeruji besi. Kasus yang menimpa Ariel seperti menjadi cambuk yang sangat keras bagi kelangsungan hidup bermusik mereka. Lewat sudut pandang orang pertama pelaku utama, buku ini mengupas dengan jelas perjalanan Ariel bersama bandnya dalam kurun waktu tiga tahun (2010-2012) sejak kasus itu membuat semuanya berubah.
“Kisah lainnya” benar-benar menyajikan sisi lain dari kehidupan Ariel dkk yang tidak begitu banyak diketahui oleh publik. Terlepas dari kesaksian siapa yang benar, “Kisah Lainnya” mencatat sejengkal demi sejengkal apa yang disebut dengan titik jenuh, perjuangan untuk kembali serta sebuah kebersamaan. Buku ini menunjukkan sebuah keteguhan beberapa hati untuk tetap berdiri tegak dan menjalani kehidupan dengan sebuah keyakinan, tentunya dengan kebersamaan yang kuat. Buku ini memberikan banyak pelajaran kepada kita tentang hal tersebut.
Ø    Titik jenuh
Ketika kita berhadapan dengan permasalahan berat yang sangat pelik, otak kita seperti tidak mampu berfikir normal. Begitupun yang terjadi dengan orang-orang di sekitar kita. Yang bisa dilakukan hanya pasrah dan akhirnya kita tidak mampu melakukan apa-apa. Begitu pula yang terjadi dengan Ariel dan sahabat-sahabatnya ketika kasus itu muncul.
Job yang tak lagi banyak setelah Ariel masuk penjara membuat Uki, Lukman, Reza dan David harus menyiapkan amunisi lebih bagi kelangsungan hidupnya. Manajemen keuangan yang baik sangat dibutuhkan pada saat tersebut. Yang lebih memprihatinkan adalah nasib dari kru band yang penghasilannya sangat bergantung pada setiap perform.
Dalam fase ini, Lukman dan Reza seperti mengalami goncangan mental yang hebat. Hal ini membawa mereka kepada sebuah jamaah yang membawa mereka lebih dekat kepada Tuhan. Lewat jamaan ini, mereka berdua menemukan ketenangan yang kemudian menjadi energi baru bagi mereka dalam bermusik.
Lain halnya dengan Uki, ia masih punya energy besar untuk berkarya. Pasca kasus Ariel, Uki mendapatkan banyak tawaran diluar peterpan. Sejumlah tawaran seperti menjadi produser hingga bergabung dengan band lain seakan “mencuri’ posisi uki dari peterpan. Namun Uki tetap berdiri dan yakin jika ia hanya untuk peterpan atau paling tidak band yang ia dirikan sendiri.
Hal yang paling menyedihkan adalah david. Ia seperti “puasa’ bermusik pasca album baru peterpan batal dikeluarkan. Karena kecewa dengan hal tersebut, David memilih untuk menghilang dari dunia music dan lebih sering menyendiri.
Ø    Perjuangan untuk kembali
Gagasan Ariel tentang album instrumental menjadi titik awal perjuangan kembali band ini. Uki dan David yang disebut sebagai “dua ibu” untuk lahirnya album ini berhasil membuat gebrakan baru di dunia musik Indonesia. Album instrumental “Suara Lainnya” berhasil mencuri perhatian pecinta musik Indonesia. Mekipun begitu, bukan berarti perjalanannya lancar-lancar saja. Beberapa kendala sempat menghadang kelahiran album tersebut. Salah satunya adalah musibah yang menimpa David. Nyawanya seakan dipertaruhkan lewat beberapa operasi diakibatkan sakit yang ia derita. Tuhan seperti masih membela peterpan. David sembuh dan album tersebut keluar.
Ø    Kebersamaan
Kasus Ariel mengajarkan bagaimana sesuatu akan terasa indah jika dikerjakan bersama-sama. Setelah mengalami goncangan hebat, mereka mampu bangkit dan berusaha menjadi lebih baik. Kebersamaan mereka membuahkan hasil. Album “Suara Lainnya” berhasil memukau dunia musik Indonesia. Latihan demi latihan gencar dilakukan demi perform menarik pada tanggal 29 mei 2012.

Ariel dan sahabat-sahabatnya kini telah kembali. Kembali untuk siapa? Tentunya kembali dengan karya-karyanya yang jauh lebih baik dari sebelumnya. “Kisah Lainnya” mampu menjawab sisi lain dari seorang Nazril Irham, juga semua yang ada di sekelilingnya. Buku ini telah hadir di toko-toko buku pada tanggal 09 Agustus 2012. Don’t Miss it!

Noura
02 September 2012

Rabu, 29 Agustus 2012

Ketika “Tua” Tak Lagi Menjadi Kaca.




“Dia janda”, kata mang Jono.

“Dia beranak 5”, timpal kang Sai’in.

“Dia bekerja di pasar. Dagang baju katanya”, sambung pak Tris.

“Dia rajin kok… Sukses. Dagangannya laku keras”, puji bik Ijah.

“Dia cantik. Siapa sangka jika anaknya sudah lima. Masih kinyis-kinyis”, seloroh pak Durman.

“Manis kok.. Untune loh mijil timun. Kalau tertawa manis… Alis matanya juga bagus. Nanggal sepisan”, mak Sum seakan membela.

“Wah saya juga mau.. Sudah cantik, sukses pula… Bahagia pasti saya…”, kata bang Togar sambil tertawa.

Obrolan itu berlangsung lama. Entah sudah berapa sisir pisang susu yang mereka nikmati. Cangkir-cangkir kopi pun sudah Mak Sum isi berkali-kali dengan kopi baru. Bik Ijah sepertinya sudah capek mengisi piring-piring kosong dengan singkong yang ia goreng. Lamat-lamat terdengar suara kokok ayam bersahutan. Sebenarnya ini masih tengah malam.

Walah sampean-sampean itu ya… kalau sama yang begituan aja kok ya semangat. Ini kopi mbok ya dibayar…”, gerutu Mak Sum yang disambut tawa bik Ijah.

Aku hanya tersenyum mendengar obrolah garing di warung kopi malam ini. Semua tentang janda cantik penghuni rumah bercat putih yang terlindung rimbunan daun mangga. Aku tak ambil pusing siapa dia. Toh aku melihatnya bersolek layaknya remaja. Padahal jelas terkira jika usianya sudah beranjak renta. Terakhir kulihat sebuah sedan parkir di depan rumahnya. Kata mereka mesin itu membawanya pergi ke hotel bintang lima.


29 Agustus 2012