Cari Blog Ini

Kamis, 13 Oktober 2016

Naskah Drama


NASKAH DRAMA
PUTERI YANG MALAS
                                                           Sutradara: Noura N                  

PROLOG
Sebuah kerajaan dengan puteri cantik tapi pemalas. Raja kebingungan. Masa depan kerajaan yang terancam. Dibawanya sang puteri ke padepokan. Pemalas tetap pemalas. Dan, sebuah permainan memberikan kesadaran. Oh, Puteri Amira, Puteri Yang Malas.
(PROLOG DIIRINGI MUSIK LIRIH)

Situasi 1
Suasana kerajaan yang damai. Lampu sorot ke arah singgasana yang sedang diduduki seorang raja dan ratu. Di samping kanan kirinya duduk dua puteri yang cantik. Suara genderang dan tabuh beriringan.

Narrator:
Alkisah. Seorang raja bernama Salman hidup bersama ratu dan dua orang puterinya.
(MUSIK)

Lampu sorot ke arah masing-masing puteri raja.
Tampak Puteri Alimah yang sedang membaca buku dan Puteri Amira yang hanya memainkan jari jemarinya.

Narrator:
Puteri – puteri yang berbeda...............

(MUSIK)

Lampu Padam

Situasi 2
Latar belakang hutan dan hewan. Suara burung bersahutan. Kehidupan di hutan.

Narrator:
Pada suatu hari, Raja sedang berburu rusa dengan pengawalnya yang bernama Ki Salim.
(MUSIK. SUARA BURUNG)

Raja                 : Ki Salim, saya sedang bingung. (menggeleng-gelengkan kepala)
Ki Salim           : Ada apa, paduka raja? Ada yang bisa saya bantu?
Raja                 : Puteri Amira. Semakin hari dia semakin malas.
Ki Salim           : (menganggung-angguk)
Raja                 : Puteriku sangat berbeda dengan kakaknya. Dia masih belum bisa membaca. Bagaimana menurutmu, Ki?
Ki Salim           : Paduka, hamba izin memberi saran.
Raja                 : Silahkan, Ki.
Ki Salim           : Hamba pernah mendengar ada seorang kyai pintar di ujung hutan. Ia mempunyai sebuah padepokan.
Raja                 : Oh ya? (manggut-manggut)
Ki Salim           : Benar, paduka. Jika hamba tidak salah, namanya adalah Kyai Shomad.
Raja                 : Apakah kamu yakin kyai itu akan membuat puteriku pintar?
Ki Salim           : InsyaAllah, paduka. Kyai Shomad sangat terkenal di negeri ini. Pasti sang puteri akan menjadi puteri yang hebat.
Raja                 : Baiklah, Ki. Bawa aku kesana esok hari.
Ki Salim           : Baik, paduka.

Lampu padam.
(MUSIK)

Situasi 3

Di dalam kerajaan. Raja sedang duduk di singgasana bersama ratu.

Narrator:
Di dalam kerajaan......
(MUSIK)

Raja                 : Ratu Sabrina, aku baru saja berbincang dengan Ki Salim.
Ratu                : Ada apa, wahai raja.
Raja                 : Aku akan membawanya kepada seseorang yang pintar.namanya Kyai Shomad. Kyai itu akan membuat anak kita menjadi pintar membaca dan menulis.
Ratu                : Apakah paduka yakin Puteri Amira akan tidak malas lagi?
Raja                 : InsyaAllah, Ratu. Dia akan menjadi puteri yang hebat.
Ratu                : Baiklah. Paduka. Jika memang itu yang paduka inginkan.

Situasi 4
Narator:
Raja dan Ratu berbicara kepada puterinya.
Dan ..............
Raja                 : Puteriku, Amira. Ayah akan membawamu kepada seorang kyai.
Ratu                 : Benar, Puteriku.
Puteri Amira   : Hah, Kyai? (MUSIK. D 2X) Tidak Mau, Ayah.
Raja                 : Puteriku, apa kamu tidak ingin seperti kakakmu?
Puteri Amira   : (Diam. Cemberut)
Puteri Alimah  : (Bangkit dari duduk dan berdiri di samping adiknya)
                        Adikku, kita sudah besar. Kita harus pandai dan cerdas. Kecerdasan kita akan sangat dibutuhkan oleh kerajaan ini.
Puteri Amira   : TIDAK MAU!
Raja                 : PUTERIKU! (Membentak dan berdiri)
Ratu                 : Sudahlah, Ayah!
Raja                 : (Pergi meninggalkan mereka)
Ratu                 : (Memandang Puteri Amira)
                        Amiraku, sayang. Ini demi masa depamu.
Puteri Alimah  : Iya, adikku. Demi masa depan kita. Masa depan kerajaan ini.
Puteri Amira   : (Diam sebentar lalau mengangguk) Baiklah.
(MUSIK)

Situasi 5
Narrator:
Di padepokan..................
(MUSIK)

Kyai Shomad  : Assalamualaikum, paduka.
Raja                 : Waalaikumsalam. Sampean Kyai Shomad?
Kyai Shomad  : Hamba, Gusti. (Menunduk. Menghormati Raja)
Raja                 : Kyai. Saya ingin bantuan sampean.
Kyai Shomad  : Dengan senang hati, Gusti.
Raja                 : Kenalkan. Ini puteri saya. Puteri Amira.
Kyai Shomad  : Assalamualaikum, Puteri.
Puteri Amira  : Waalaikumsalam.
Raja                 : Saya ingin menitipkan Puteri Amira ke Kyai untuk diajari membaca dan menulis.
Kyai Shomad  : InsyaAllah, Gusti.
Raja                 : Terima kasih, Kyai. Kalau begitu saya pulang dulu. Saya titip Puteri Amira. (bersalaman dengan kyai)
                        Puteriku, jaga dirimu baik-baik ya.
Puteri Amira  : Baik, Ayah.
(MUSIK)

Narator:
Raja dan pengawal pulang. Kyai Shomad mengajak Puteri Amira keliling padepokan.

Kyai Shomad  : Anakku, Amira. Di sini, teman-temanmu sudah pandai membaca menulis.
Puteri Amira  : (menguap. Tanda mengantuk)
Kyai Shomad  : (Arya yang sedang mengajari membaca kemudian berdiri bersalaman dengan Kyai)
                        Perkenalkan. Ini Arya. Arya, ini Amira.
Arya                : (mengangguk)
Puteri Amira  : (tetap menguap)
Kyai Shomad  : Mari kita lanjutkan. Dan ini tempatmu, Amira. Kamu akan belajar di sini.
Puteri Amira  : (kaget) Hah, (MUSIK. D 2X) saya di sini? Dengan mereka? Mereka dekil dan bau. Mereka pasti malas mandi. Mereka juga pasti malas belajar.
Kyai Shomad  : Silahkan duduk, Amira. Kalian akan belajar bersama di sini.
Puteri Amira  : Pasti saya akan lebih malas dari sebelumnya. (menggerutu)
Kyai Shomad  : (tersenyum) Mari duduk di depan saya agar kamu bisa lebih mudah menerima pelajaran.

Kyai Shomad memulai mengajar membaca huruf hijaiyah         
(MUSIK)

Situasi 6
Kyai Shomad sedang bingung menghadapi Puteri Amira yang masih tetap malas. Ia kemudian memanggil Arya untuk berdiskusi

Narrator:
Setelah beberapa bulan, sikap Puteri Amira masih sama. Ia tetap malas. Padahal, teman-temannya sudah mulai pintar. Pada suatu hari..............

Kyai Shomad  : Arya. Saya harus memberi pelajaran khusus untuk Amira. Kamu bantu saya, ya. Siapkan sebuah permainan. Siapkan pusaka padepokan di sebuah tempat tersembunyi. Buatlah petunjuk menuju tempat pusaka itu.
Arya                : Baik, Kyai.

Narrator:
Arya kemudian menyiapkan semuanya. Kemudian, ia memanggil murid-murid Kyai Shomad.

Arya                : Wahai, teman-teman. Saya akan mengajak kalian bermain mencari pusaka padepokan. Masing-masing dari kalian harus bekerja sendiri. Tidak boleh ada yang membantu. Ini adalah petunjuknya. Kalian harus membaca dengan teliti. Paham? (sambil membagi kertas)
Murid-murid  : Pahaaaam.
Arya                : Baik. Bisa dimulai sekarang. Satu...dua....tiga... Mulai.
(MUSIK RANCAK)

anak-anak mulai membaca kertas lalu lari-lari mencari petunjuk

Narrator:
Sementara yang lain berlari mencari petujuk, Puteri Amira nampak kebingungan.
(MUSIK MENDEBARKAN. VOLUME TURUN PERLAHAN SETELAH MUSIK RANCAK)

Puteri Amira  : (berdiri dengan memegang kertas. Mencoba membaca tapi tidak bisa. Lama-lama menangis)

Kyai Shomad  : (berjalan menghampiri Puteri Amira, menggandengnya dan mengajak masuk saung) Amira anakku, dengarkan saya.
Puteri Amira  : (duduk dan menangis)
Kyai Shomad  : Amira, belajar membaca dan menulis sangat penting. Jika kamu bisa,  maka akan dengan mudah bagimu untuk menyelesaikan permainan ini. Karena kamu malas maka kamu kalah dengan teman-temanmu. Mengerti?
Puteri Amira  : Mengerti, Kyai.
Kyai Shomad  : Bersediakah kamu rajin belajar setelah ini?
Puteri Amira  : Bersedia, Kyai. Saya minta maaf. Saya tidak akan mengulangi kesalahan saya lagi.

Situasi 7
Beberapa anak sedang diajar langsung oleh Kyai Shomad. Tampak Puteri Amira diantaranya. Mereka sangat semangat belajar.

Narrator:
Setelah itu, Puteri Amira rajin belajar. Ia memperhatikan apa yang dijelaskan oleh Kyai Shomad. Akhirnya, Puteri Amira lancar membaca dan menulis. Ia menjadi murid Kyai Shomad yang paling hebat.

Situasi 8
Raja datang menjemput Puteri Amira.

Raja                 : Assalamualaikum. Terima kasih, Kyai. Saya sangat berterimakasih kepada sampean.
Kyai Shomad  : Sudah kewajiban hamba mengajari murid-murid hamba, Gusti.
Raja                 : Sekali lagi terima kasih.
Kyai Shomad  : (mengangguk) Kamu harus selalu mengingat apa yang sudah kamu pelajari di sini, Amira.
Puteri Amira  : Baik, Kyai. Saya berjanji.

(MUSIK)

Narrator:
Akhirnya, Raja dan Puteri Amira kembali pulang ke kerajaan. Ratu Sabrina dan Puteri Alimah serta seluruh penghuni kerajaan menyambutnya dengan sukacita.

Rakyat: Hidup Putri Amira. Selamat Datang Puteri Amira. Hidup Raja.

(MUSIK RIANG)

Narrator:
Teman-teman, jangan lupa belajar ya. Kita harus rajin belajar. Kita tidak boleh menjadi pemalas seperti Puteri Amira. Jika kita rajin belajar pasti kita akan menjadi orang yang sangat hebat.

Musik riang.
Lampu sorot ke arah keluarga kerajaan yang sedang bahagia.
Musik semakin riang.

Lampu padam
Tirai menutup.
Musik penutup.
Para pemain keluar panggung dengan bergandeng tangan.

Noura N.
September 2016
Untuk Teater Anak
SDNU Kanjeng Sepuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar